Monthly Archives: June 2015

Tanggalkan Kasutmu

Yosua 5:13-15

Pada saat Yosua ingin meminta petunjuk kepada Panglima balatentara Tuhan, Panglima itu meminta Yosua menanggalkan kasutnya karena ditempat dia berdiri adalah tempat yang kudus.

Apa hubungannya menanggalkan kasut dengan meminta petunjuk dari Tuhan dan tempat yang kudus?

Melihat dari bahasa aslinya kasut melambangkan kesibukan dan juga penolakan untuk menikah/bersatu.
Itu memberi pelajaran bahwa untuk meminta petunjuk Tuhan, tanggalkan kesibukan duniawi, gunakan waktu yang spesial dan tinggalkan dosa yang membuat Tuhan menolak untuk bersatu/bersekutu dengan kita.
Artinya menanggalkan kasut adalah tinggalkan segala sesuatu yang membuat kita tidak kudus, karena dimana ada Tuhan ditempat itu menjadi kudus, dan tidak diperkenankan yang tidak kudus berada didekatNya bahkan tidak mungkin bersatu antara Yang Kudus dengan yang tidak kudus.

Pelajaran bagi saya: Apakah saya rindu meminta petunjuk Tuhan? Apakah saya rela menanggalkan “kasut” saya untuk bersatu/bersekutu dengan Tuhan? Apakah Tuhan akan memberikan petunjukNya jika saya masih senang menggunakan “kasut” kesayangan saya?
Sent from Yahoo Mail on Android

Leave a comment

Filed under Meditasi Alkitab

Ketika TUHAN Sudah Bertindak, Tidak Ada Seorangpun yang Dapat Menghalangi

Saya lahir dari orang tua yang berbeda keyakinan. Mama seorang Advent dan papa seorang Muslim. Walaupun mama Advent, mama sangat jarang ke gereja. Sampai terjadi suatu peristiwa yang akhirnya menyadarkan mama untuk kembali aktif di gereja dan saya pun akhirnya menjadi aktif di gereja.

Saya pikir, aktif di gereja saja sudah cukup tapi ternyataTuhan mempunyai rencana lain untuk hidup saya. Tahun 2010 saya memasuki ruang sidang akhir S2. Saya bernazar kepada Tuhan “Tuhan, jika Tuhan member nilai A untuk thesis saya, maka saya mau menjadi missionary”. Puji Tuhan, Tuhan memberikan saya kelulusan dengan nilai A. Setelah saya lulus, saya lupa dengan nazar saya kepada Tuhan karena keinginan utama saya adalah kembali bekerja.

Tahun 2012, Tuhan mengingatkan saya bahwa saya masih mempunyai nazar yang belum saya tepati. Dengan segala pergumulan yang saya hadapi terutama ijin dari kedua orang tua yang sangat sulit saya dapatkan, akhirnya Tuhan menjawab doa saya. Orang tua saya mengijinkan saya mengikuti peltihan missionary, tapi hanya dua bulan pelatihan saja dan pada saat dikirim ke ladang penginjilan saya harus pulang. Saya mengikuti pelatihan angkatan 14 selama dua bulan dan setelah pelatihan dua bulan selesai, mama menjemput saya untuk kembali kerumah. Saya pikir pelatihan 2 bulan sudah cukup untuk menepati nazar saya kepada Tuhan dan saya akan menggantikannya dengan aktif melayani Tuhan di dalam gereja.

Pada saat saya kembali ke rumah, hati saya tidak tenang. Tuhan terus memanggil saya lagi untuk menyelesaikan satu tahun pelayanan saya. Saya terus berusaha menghiraukan panggilan Tuhan. Pada Bulan November 2012, pertama kali saya melihat papa masuk di dalam gereja beribadah di Hari Sabat. Saat itu saya kembali berkomitmen kepada Tuhan “Ok Tuhan, saya tidak akan lari lagi dari panggilan Tuhan, saya akan selesaikan 1 tahun pelayanan saya untuk Tuhan dan saya akan menepati nazar saya kepada Tuhan untuk menjadi seorang missionary, tapi tolong bawa papa saya dalam kebenaran Tuhan”.

Saat saya memutuskan kembali menyelesaikan nazar saya kepada Tuhan, pergumulan utama saya masih sama seperti dulu yaitu ijin orang tua. Saya merasakan Tuhan tidak pernah meninggalkan saya sampai saatnya tiba satu detik untuk jawaban dari doa saya Tuhan jawab. Tuhan mengubah hati kedua orang tua saya dan akhirnya kedua orang tua saya memberikan ijin 1 tahun untuk melayani Tuhan sebagai seorang missionary.

Ladang penginjilan saya ada dua tempat: yang pertama di Desa Harapan Maju, Berau, Kalimantan Timur dan yang kedua di Baucau, Timor Leste.

Saya mau bersaksi bahwa Tuhan sangat luar biasa bekerja di lading penginjilan saya di Baucau, Timor Leste.

Mayoritas penduduk Timor Leste menganut agama Katholik. Saat saya dan partner saya tiba di ladang penginjilan, kami membuat kelas Bahasa Inggris, pelayanan kesehatan, mengajar Alkitab, perlawatan dari rumah kerumah.

Baucau sangat terkenal dengan orang-orang yang sangat keras dan sulit untuk mengajar Alkitab. Hal ini dibuktikan dengan adanya Gereja Advent yang sangat besar, tetapi tidak ada anggota jemaat. Hanya ada keluarga pendeta dan hanya kami yg beribadah setiap Sabat.

Awal pendekatan kami lakukan melalui anak-anak karena anak-anak sangat mudah untuk diajarkan dibandingkan orang dewasa.

Saat kami sedang mengajar Bahasa Inggris, ada seorang anak remaja SMA mau bergabung untuk belajar Bahasa Inggris. Anak ini bernama Niji. Niji bergabung hanya untuk menyombongkan kemampuan Bahasa Inggrisnya yang buruk.

Pada saat kami bertiga dalam perjalanan pulang dari pasar, partner lokal kami yang bernama Lola menceritakan mengenai Niji. Niji berkatakepada Lola bahwa apapun yang terjadi dia tidak akan pernah pindah agama menjadi Advent karena agamanyalah yang paling benar. Mendengar cerita dari Lola, saya mengatakan “Kita lihatsaja, Tuhan akan catat kata-kata Niji dan Tuhan akan bawa Niji masuk Advent”.

Bulan Mei kami membuat KKR Anak-anak sampai pada pembahasan mengenai patung dan Hari Sabat, tetangga kanan dan kiri sekitar gereja mulai memandang sinis kami. Setelah KKR Anak-anak gereja di Baucau mendapat makanan setiap saat yaitu lempar batu ke gereja dari pagi sampai malam setiap harinya. Kami masuk dalam berita TV Timor Leste ysng mengatakan bahwa kami adalah pembawa ajaran sesat.

Ketika kami sedang mengajar Alkitab kepada salah satu lawatan kami, Niji datang dan masuk di dalam gereja. Biasanya dia paling anti masuk dalam Gereja Advent. Namun kali ini dia sendiri minta diajarkan pelajaran Alkitab. Hampir setiap hari dia datang untuk belajar Alkitab sampai selesailah pelajaran Alkitab mengenai Penatalayanan. Kami tidak pernah memaksa Niji untuk dibaptis karena dengan Niji mau belajar Alkitab saja sampai dengans elesai kami sudah sangat bersyukur kepada Tuhan.

Sepulang Lola mengantar Niji pulang  ke rumahnya, lola menceritakan kepada kami bahwa Niji meminta untuk segera dibaptiskan. Mendengar hal itu saya seperti mimpi, apa betul pernyataan Niji meminta untuk dibaptis adalah benar dan ternyata hal itu memang benar Niji minta untuk dibaptiskan.

Kami bertiga (saya, Sary, dan Lola) tidak pernah menyangka pada akhirnya Niji minta untuk dibaptis. Inilah pekerjaan Roh Kudus. KetikaRoh Kudus sudah bekerja, tidak ada seorangpun yang dapatmenghalangi.

Kami tidak melakukan apa-apa, Tangan Tuhanlah yang bekerja di dalam lading pelayanan kami.

Keluaran 14:14 “Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.”

-Janice Singkuang-

Leave a comment

Filed under Kesaksian