Daily Archives: May 29, 2012

Kelepasan

Keluaran 12

Tuhan menyatakan siapa diri-Nya saat melepaskan bangsa Israel dari perbudakan. Mereka bukan saja dilepaskan tetapi diberikan bekal kepada mereka. Mereka meninggalkan tanah perbudakan dengan kekayaan yang melimpah.

Tuhan juga sanggup melepaskan saya dari perbudakan dosa. Merdeka! Berkat yang berkelimpahan! Semuanya hanya melalui Anak Domba Allah yang telah tersembelih itu.

Saya terima Yesus sumber keselamatan saya. Dialah Domba Paskah saya. Saya selamat oleh Dia.

Sent from my iPad

Leave a comment

Filed under Meditasi Alkitab

Jangan Biarkan Kemalasan Menguasai Dirimu

Amsal6:1-19

(1) Hai anakku, jikalau engkau menjadi penanggung sesamamu, dan membuat persetujuan dengan orang lain;

(2) jikalau engkau terjerat dalam perkataan mulutmu, tertangkap dalam perkataan mulutmu,

(3) buatlah begini, hai anakku, dan lepaskanlah dirimu, karena engkau telah jatuh ke dalam genggaman sesamamu: pergilah, berlututlah, dan desaklah sesamamu itu;

(4) janganlah membiarkan matamu tidur, dan kelopak matamu mengantuk;

(5) lepaskanlah dirimu seperti kijang dari pada tangkapan, seperti burung dari pada tangan pemikat.

(6) Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:

(7) biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya,

(8) ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.

(9) Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?

(10) Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring

(11) maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

(12) Tak bergunalah dan jahatlah orang yang hidup dengan mulut serong,

(13) yang mengedipkan matanya, yang bermain kaki dan menunjuk-nunjuk dengan jari,

(14) yang hatinya mengandung tipu muslihat, yang senantiasa merencanakan kejahatan, dan yang menimbulkan pertengkaran.

(15) Itulah sebabnya ia ditimpa kebinasaan dengan tiba-tiba, sesaat saja ia diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi.

(16) Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya:

(17) mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah,

(18) hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan,

(19) seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.

Bahan Renungan

Kata “malas” telah menjadi istilah yang populer di kalangan manusia jaman sekarang. Jika seseorang tidak melakukan sesuatu hal yang diminta/dibutuhkan, maka jawaban yang sering di dengungkan untuk membenarkan tindakannya adalah malas.

Apabila kata-kata ini sering didengungkan, maka tabiat saya pun perlahan-lahan akan ikut terpengaruh berubah menjadi pemalas. Ciri-ciri orang malas:

1. Tidur,

2. Mengantuk,

3. Melipat tangan.

Ada 7 perkara yang dibenci oleh Tuhan yang muncul sebagai akibat dari memelihara kemalasan:

a) Sikap yang sombong,

b) Mulut yang berbohong,

c) Tangan yang membunuh orang yang tidak bersalah,

d) Otak yang merencanakan hal-hal jahat,

e) Kaki yang bergegas melakukan kejahatan,

f) Saksi dusta yang terus menerus,

g) Menimbulkan permusuhan di antara teman.

Sifat malas tidak akan pernah mendatangkan kebaikan, baik bagi saya, orang lain maupun bagi Tuhan. Jadi masih berbangga dirikah saya untuk bersikap malas? Sesama manusia saja tidak suka melihat orang yang malas, terlebih lagi Tuhan yang sudah memberikan peta-Nya untuk saya pertanggung jawabkan.

Biarlah nama Tuhan mendapatkan pujian atas kerajinan yang saya usahakan oleh karena demikianlah yang Tuhan kehendaki dari saya. Tuhan memberkati.

Salam,

Frank

Leave a comment

Filed under Meditasi Alkitab

“DIMANA POSISI SAYA?”

Perikop: Matius 21:33-46
Matius 21: (33) Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar
sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.

Tuan tanah = Membuka Kebun, Menanam Pagar, menggali lobang dan mendirikan menara jaga.
Hamba = Mengambil bagian dari Tuannya
Anak = Mengambil bagian dari BapaNya
Penggarap = Menanam, menabur, menjaga dan memetik hasil lalu tidak memberikan bagian dari Tuan Tanah
yang jahat

Penggarap = Menanam, menabur, menjaga dan memetik hasil lalu memberikan bagian dari Tuan tanah
Yang baik

Tuan tanah telah menyiapkan segala sesuatunya, tugas penggarap hanyalah menabur benih, menanam, menjaga dan berbagi hasil tetapi justru penggarap yang jahat itu tidak mau berbagi hasil. Timbul pertanyaan dalam diri saya. Apakah memang penggarap ini tidak mau berbagi hasil karena tidak ada yang dipanen oleh karena tidak ada yang ditanam? Atau memang serakah?
Entah apa yang menjadi alas an dari penggarap yang jahat itu, yang pasti mereka tidak melakukan persetujuan yang telah disepakati.

Dimana posisi saya sekarang? Apakah saya berbuah dan sudah memberikan hasilnya kepada Tuan Tanah?

Saya berdoa, semoga Tuhan mampukan saya untuk menjadi penggarap yang baik yang melakukan apa yang menjadi kesepakatan. Dan Biarlah saya terus berbuah yang akan dibawa kepada Tuhan, karena Dialah yang Empunya alam semesta ini. Amin.

Salam Sejahtera
AND

Leave a comment

Filed under Meditasi Alkitab

Hanya sementara – LA

Hakim-hakim 2

Bangsa Israel akhirnya tiba di Tanah Kanaan dalam masa kepemimpinan Yosua. Setelah pembagian tanah pusaka, Yosua pun melepas mereka untuk pergi kepada milik pusakanya masing-masing. Namun penurutan mereka hanya berlaku saat Yosua dan para tua-tua yang seangkatan Yosua, masih hidup. Angkatan2 berikutnya tidak pernah melihat perbuatan2 besar yang Allah telah lakukan kepada bangsa itu dan mulailah mereka hidup dengan berhala-berhala. Mereka telah menyakiti hati Tuhan (ayat 12). Sehingga malapetaka-malapetaka datang kepada bangsa Israel.

Namun Tuhan kembali mengirimkan hakim-hakim untuk menyelamatkan mereka. Akan tetapi, hal yang sama terjadi, penurutan tersebut hanya terjadi untuk sementara waktu. Apabila hakim itu mati, maka kembalilah bangsa itu meninggalkan Tuhan.

Bila saya saat ini hidup menyaksikan perbuatan Tuhan yang ajaib, akankah anak2 saya, keturunan saya mengingat ini sehingga mereka tetap berlaku setia di hadapan Allah? Menceritakan tentang perbuatan Tuhan yang ajaib, tidak selalu menjamin bahwa keturunan saya akan mengingatnya seumur hidup mereka. Dengan membiarkan mereka mengalami dan menyaksikan sendiri, hal itu akan lebih mengikat mereka kepada Allah yang benar.

Doa: Tuhan, bantu saya untuk membiarkan anak2 saya mengalami perbuatan Tuhan yang ajaib seperti yang saya sudah pernah saksikan dalam hidup saya. Amin.

Leave a comment

Filed under Meditasi Alkitab